Minggu, 20 April 2025

Lebih 1 Abad Rumah Peninggalan Belanda Masih Berdiri Kokoh di Sampang Madura Jawa Timur

Lebih 1 Abad Rumah Peninggalan Belanda Masih Berdiri Kokoh di Sampang Madura Jawa Timur.

SaktehNews.com | SAMPANG – Di balik ketenangan Desa Krampon, Kecamatan Torjun, Kabupaten Sampang, tersimpan jejak sejarah masa penjajahan yang kini dikenal dengan sebutan “Kampung Belanda”.


Wilayah ini dulunya menjadi salah satu basis penting bagi penjajah Belanda dalam pengelolaan produksi garam di Madura.


Pada masa kolonial Hindia Belanda, kawasan ini dipilih sebagai lokasi pembangunan pabrik pengolahan garam.


Garam yang diproduksi berasal dari dua desa penghasil utama, yakni Desa Ragung dan Pangarengan. Krampon dipilih karena letaknya yang strategis serta akses transportasi yang memadai pada saat itu, memungkinkan distribusi garam ke berbagai daerah.


Bangunan pabrik dan perumahan pegawai Belanda pun didirikan dengan arsitektur khas Eropa yang hingga kini masih berdiri kokoh, meski usia bangunan telah melampaui satu abad.


Beberapa rumah yang dulunya dihuni oleh teknisi dan pejabat Belanda kini ditempati oleh eks pegawai PT Garam hingga turun temurun, perusahaan milik negara yang mengambil alih pengelolaan pasca kemerdekaan.


Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, pasukan Belanda perlahan mulai meninggalkan wilayah-wilayah kekuasaannya, termasuk di Sampang.


Kampung yang dulunya ramai oleh aktivitas kolonial pun berubah menjadi kawasan pemukiman yang tenang. Namun, sisa-sisa kejayaan masa lalu masih tampak jelas dari struktur bangunan, jalan rel kereta api, tanah seluas 12 hektare, lapangan sepak bola, hingga tempat penampungan air masih ada di daerah tersebut.


Penjabat Kepala Desa Krampon, Sudarsono, menyampaikan bahwa Kampung Belanda kini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat dan pengunjung yang ingin melihat langsung bukti sejarah kolonial di Sampang.


“Bangunan-bangunan tua ini menjadi saksi bisu bagaimana dulu Belanda mengelola garam di sini. Kami berharap ke depan kawasan ini bisa dilestarikan dan dijadikan cagar budaya atau destinasi wisata sejarah,” ujar Sudarsono saat ditemui di kediamannya, Minggu (20/04/2025).


Ia menambahkan, sebagian besar warga yang tinggal di kawasan tersebut merupakan keturunan atau keluarga dari pegawai PT Garam. Keberadaan mereka turut menjaga dan merawat bangunan peninggalan sejarah tersebut agar tidak rusak termakan zaman.


Saat ini ada sekitar 50 sampai 70 kepala keluarga yang masih menempati rumah peninggalan Belanda tersebut. Bahkan, ada yang sudah melakukan renovasi rumah peninggalan Belanda tersebut, namun tidak mengubah bentuk keaslian bangunan.


Kampung Belanda di Krampon bukan sekadar saksi bisu masa lalu, tetapi juga potensi lokal yang menyimpan nilai sejarah tinggi. Jika dikelola dengan baik, kawasan ini dapat menjadi jendela pembelajaran sejarah kolonialisme serta perkembangan industri garam di Madura. ( Pi'i )